Selasa, 28 Januari 2014

Marthunis, Antara Duta Manggrove dan Real Madrid

MARTUNIS memperoleh ketenaran setelah selamat setelah gempa dan tsunami yang menghantam Aceh pada 26 Desember 2004. Seragam timnas Portugal bernomor punggung 10 milik Rui Costa yang dipakai dan bertahan hidup 19 hari setelah musibah itu mengubah nasibnya itu. Karena, berita keselamatannya yang cukup dramatis tersiar lewat televisi sampai Eropa.

Anak kelahiran Banda Aceh 10 Oktober 1997 mengundang simpati hingga diundangan ke Eropa bertemu megabintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo serta tokoh penting di Benua Biru. Terakhir, bertemu CR7--julukan Cristiano Ronaldo--yang dinobatkan jadi Duta Mangrove Indonesia di Bali, 26 Juni 2013. Peraih Ballon d’Or 2013 itu datang ke Bali dalam rangka kampanye penyelamatan mangrove (bakau) yang ikut dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan sejumlah menteri.

Martunis yang kehilangan ibu, kakak dan adiknya saat tsunami telah dinobatkan sebagai Duta Mangrove Aceh. Selempang bertulis ‘Duta Mangrove Aceh’ dipakai langsung oleh Kepala Dinas Kehutanan Aceh, Husaini Syamaun di Dusun Mutiara Cemerlang, Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar pada 28 Desember 2013.

Kini, Martunis telah mengikuti seleksi di Sekolah Sosial Olahraga Real Madrid Foundation Aceh atau Social Sport School Real Madrid Foundation Aceh (SSS-RMF Aceh) di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Minggu (26/1).

Kepada Serambi kemarin, Martunis mengakui faktor CR7 yang sekarang memperkuat Real Madrid, menjadi alasannya ingin bergabung dengan sekolah Madrid Aceh. Ia ingin lebih berkembang dan bertambah bagus lagi dalam bermain sepakbola.

Martunis juga punya keinginan besar agar kelak menjadi pemain professional. Meski telah ditunjuk sebagai Duta Mangrove Aceh, Martunis menyatakan tak terganggu dengan jadwalnya belajar sepakbola. Karena ia ingin mendapatkan ilmu di sekolah Madrid Aceh. “Semoga ke depan bisa menjadi pemain bola yang bisa memperkuat timnas Indonesia,” harapnya.

Direktur Teknik SSS-RMF Aceh, Dr Saifuddin MPd mengatakan, Martunis bersama 45 pemain lain telah mengikuti materi tes terdiri atas seleksi administrasi, seperti berat badan dan mengukur tinggi badan. Kemudian dilanjutkan tes materi psikologis, seperti wawancara langsung dengan calon siswa. Terakhir tes ketrampilan bermain sepakbola melalui praktek langsung di lapangan. Tes ini melibatkan tim dari sekolah Madrid Aceh dan pelatih berlisensi RMF, yaitu Aswadi, Supriadi dan Rahmat. “Karakter calon siswa akan mudah diketahui melalui berbagai seleksi ini,” ujarnya.

Pemain yang dididik selama ini, kata Saifuddin, sudah mengalami perkembangan. Selain melalui ajang uji coba juga mengikutsertakan para pemain di pertandingan tingkat usia dini. Misalnya pemain U-12 yang menjuarai kejuaraan sepakbola mini Munaco Cup I di lapangan Futsal Banana Lambhuk, Banda Aceh, Minggu (19/1). Bahkan Afdhalul Khairi dari Madrid Aceh menjadi pemain terbaik dalam even diikuti tim dari SD dan SSB di Banda Aceh. “Semoga melalui pembinaan ini pemain pandai secara skill, dan punya karakter yang baik,” ujarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar