Marthunis, Antara Duta Manggrove dan Real Madrid
MARTUNIS memperoleh ketenaran setelah selamat setelah gempa dan tsunami
yang menghantam Aceh pada 26 Desember 2004. Seragam timnas Portugal
bernomor punggung 10 milik Rui Costa yang dipakai dan bertahan hidup 19
hari setelah musibah itu mengubah nasibnya itu. Karena, berita
keselamatannya yang cukup dramatis tersiar lewat televisi sampai Eropa.
Anak kelahiran Banda Aceh 10 Oktober 1997 mengundang simpati hingga
diundangan ke Eropa bertemu megabintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo
serta tokoh penting di Benua Biru. Terakhir, bertemu CR7--julukan
Cristiano Ronaldo--yang dinobatkan jadi Duta Mangrove Indonesia di Bali,
26 Juni 2013. Peraih Ballon d’Or 2013 itu datang ke Bali dalam rangka
kampanye penyelamatan mangrove (bakau) yang ikut dihadiri Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, dan sejumlah menteri.
Martunis yang
kehilangan ibu, kakak dan adiknya saat tsunami telah dinobatkan sebagai
Duta Mangrove Aceh. Selempang bertulis ‘Duta Mangrove Aceh’ dipakai
langsung oleh Kepala Dinas Kehutanan Aceh, Husaini Syamaun di Dusun
Mutiara Cemerlang, Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar pada 28
Desember 2013.
Kini, Martunis telah mengikuti seleksi di
Sekolah Sosial Olahraga Real Madrid Foundation Aceh atau Social Sport
School Real Madrid Foundation Aceh (SSS-RMF Aceh) di Stadion Harapan
Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Minggu (26/1).
Kepada Serambi
kemarin, Martunis mengakui faktor CR7 yang sekarang memperkuat Real
Madrid, menjadi alasannya ingin bergabung dengan sekolah Madrid Aceh. Ia
ingin lebih berkembang dan bertambah bagus lagi dalam bermain
sepakbola.
Martunis juga punya keinginan besar agar kelak
menjadi pemain professional. Meski telah ditunjuk sebagai Duta Mangrove
Aceh, Martunis menyatakan tak terganggu dengan jadwalnya belajar
sepakbola. Karena ia ingin mendapatkan ilmu di sekolah Madrid Aceh.
“Semoga ke depan bisa menjadi pemain bola yang bisa memperkuat timnas
Indonesia,” harapnya.
Direktur Teknik SSS-RMF Aceh, Dr
Saifuddin MPd mengatakan, Martunis bersama 45 pemain lain telah
mengikuti materi tes terdiri atas seleksi administrasi, seperti berat
badan dan mengukur tinggi badan. Kemudian dilanjutkan tes materi
psikologis, seperti wawancara langsung dengan calon siswa. Terakhir tes
ketrampilan bermain sepakbola melalui praktek langsung di lapangan. Tes
ini melibatkan tim dari sekolah Madrid Aceh dan pelatih berlisensi RMF,
yaitu Aswadi, Supriadi dan Rahmat. “Karakter calon siswa akan mudah
diketahui melalui berbagai seleksi ini,” ujarnya.
Pemain yang
dididik selama ini, kata Saifuddin, sudah mengalami perkembangan. Selain
melalui ajang uji coba juga mengikutsertakan para pemain di
pertandingan tingkat usia dini. Misalnya pemain U-12 yang menjuarai
kejuaraan sepakbola mini Munaco Cup I di lapangan Futsal Banana Lambhuk,
Banda Aceh, Minggu (19/1). Bahkan Afdhalul Khairi dari Madrid Aceh
menjadi pemain terbaik dalam even diikuti tim dari SD dan SSB di Banda
Aceh. “Semoga melalui pembinaan ini pemain pandai secara skill, dan
punya karakter yang baik,” ujarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar