
Didalam dunia supporter sering didengar istilah “ AGAINST MODERN
FOOTBALL”. Apa itu against modern football? Sebuah istilah yang dipake
sebagai perlawanan untuk perindustrian di dalam sepakbola. Dahulu
sepakbola adaalah sebuah hiburan bagi masyarakat kalangan menengah
kebawah (seperti saya ini,hehe) namun pada perkembangannya sepakbola
sekarang menjadi sebuah industry yang sangat menggiurkan, coba lihat
dalam seminggu saja pemain sepak bola seperti cristiano ronaldo atau
leonel messi bisa menghasilkan penghasilan milyaran rupiah. bayangin
men, Cuma seminggu dapet milyaran!!! Untuk itu sebuah tim sepak bola
juga membutuhkan penghasilan untuk membayar pemain yang bayarannyan
gede-gede. Penghasilan itu salah satunya didapat dari tiket penonton
pertandingan,karena untuk mendapatkan pemghasilan yang banyak pihak klub
pun menaikan harga tiket menjadi mahal bagi kaum kelas bawah. Dan lagi
untuk menikmati siaran pertandingannya pun harus bayar karena pihak klub
juga menjual hak siar, beruntung kita diindonesia masih gratis untuk
menikmati pertandingan-pertandingan liga-liga dieropa berkat stasiun
tivi diindonesia yang membeli hak siarnya dengan harga yang mahal. Untuk
untung atau tidaknya stasiun tivi di indinoesia rugi atau tidak yang
jelas pasti untung lah kalau enggak ya mana mau,hihi. Balik lagi ke
pokok pmbahasan, pihak klub juga menerima sponsor dari berbagai macam
produk yang akan tercetak di jersey nya sebagai contoh klub kesayangan
gue aja ya AC MILAN yang disponsori Fly Emirates dan tercetak dijarsey.
Pihak klub juga bisa menjual kepemilikan klub atau Cuma sebagian
sahamnya saja kepada orang-rang kaya untuk mendapatkan glontoran dana
segar, sekarang ini lagi tren klub di jual kepada syeih-syeih kaya raya
yang pengusaha minyak dari timur tengah. Yang lebih mengenaskan lagi
jika klub dijual dan namanya diganti namanya.
Berbeda halnya dengan sepakbola diindonesia yang sedang menuju sepakbola
industri. Diindinesia sedang berkembang sepakbolanya, dan ingin meniru
klub2 dieropa untuk menjadi klub professional yang mandiri yang lepas
dari APBD. Saya jelaskan dulu, dibeberapa tahun lalu klub-klub Indonesia
menggunakan APBD untuk menyokong dana. Untuk itu sekarang klub sedang
mencari sponsor untuk membiayai. Namun sangat sulit, karena perusahaan
yang akan mensposori melihat sepakbola diindonesia itu sering terjadi
rusuh antar supporter sehingga mereka enggan menjadi sponsor. Untuk itu
klub pun akhirnya menaikan harga tiket pertandingan karena pemasukan
tiket adalah salah satu pemasukan terbesarnya. Jelas itu sangat berat
bagi kalangan bawah.
Semoga sepakbola tetap menjadi hiburan bagi seluruh lapisan masyarakat
baik kalangan bawah, menengah maupun kalangan atas, football for unity
Tidak ada komentar:
Posting Komentar